Sunday, February 4, 2018

PROSES PEMBELAJARAN BERBICARA PADA SEKOLAH MENENGAH

PROSES PEMBELAJARAN BERBICARA PADA SEKOLAH MENENGAH
Oleh
Ade Irawan Setiawan

Berbicara adalah salah satu keterampilan berbahasa, selain keterampilan menyimak, membaca, dan menulis. Dibandingkan dengan dengan keterampilan bahasa yang lain, keterampilan berbicara lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa termasuk siswa di sekolah. Hal itu disebabkan keterampilan berbicara menghendaki penguasaan secara spesifik untuk mengungkapkan ide atau gagasan yang kritis dan kreatif, serta harus menguasi lambang-lambang bunyi. Keterampilan ini bukanlah suatu jenis keterampilan yang dapat diwariskan secara turun temurun walaupun pada dasarnya secara alamiah setiap manusia dapat berbicara.
Siswa yang mempunyai keterampilan berbicara yang baik, pembicaraannya akan lebih mudah dipahami oleh penyimaknya. Berbicara menunjang keterampilan membaca dan menulis. Menulis dan berbicara  mempunyai kesamaan yaitu sebagai kegiatan produksi bahasa dan bersifat menyampaikan informasi. Kemampuan siswa dalam berbicara juga akan bermanfaat dalam kegiatan menyimak dan memahami bacaan. Akan tetapi, masalah yang terjadi di lapangan adalah tidak semua siswa mempunyai kemampuan berbicara yang baik. Oleh sebab itu, pembinaan keterampilan berbicara harus dilakukan sedini mungkin.
            Pembelajaran berbicara dimaksudkan agar siswa mampu mempelajari keterampilan berbicara yang di dalamnya juga terdapat hakikat penguasaan linguistik terapan dan konten-konten tertentu yang diasumsikan memperkaya pengetahuan siswa. Dalam menyusun perencanaan pembelajaran yang baik, seorang guru harus memahami prinsip-prinsip pembelajaran dengan baik. Hal ini dikarenakan dengan memahami prinsip pembelajaran, seorang guru dapat bertindak dalam arti melakukan pembelajaran sesuai dengan pokok dan kaidah yang berlaku. Guna dapat menjadi seorang guru bahasa yang handal, penguasaan atas prinsip-prinsip pemebelajaran bahasa menjadi sebuah keharusan. Proses pembelajaran berbicara pada sekolah menengah dapat ditinjau dari beberapa aspek, yaitu :
A.  Prinsip Pembelajaran Bahasa
Prinsip pembelajaran bahasa merupakan teori-teori dasar yang melandasi terlaksananya proses pembelajaran bahasa. Ditinjau dari sudut pandangannya prinsip pembelajaran bahasa secara umum dapat  dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu :
1)      Prinsip Pembelajaran Bahasa dari sudut pandang Filosofis.
Ditinjau dari segi filosofis (keilmuan dan filsafat) minimalnya ada empat teori dasar filsafat yang dapat dijadikan prinsip pembelajaran bahasa,empat prinsip dasar itu diantaranya:
a)      Humanisme.
Dalam teori humanisme, setiap siswa memiliki tanggung jawab terhadap pembelajaran mereka masing-masing, mampu mengambil keputusan sendiri, memilih dan mengusulkan aktivitas yang akan dilakukan mengungkapkan perasaan dan pendapat mengenai kebutuhan, dan kesenangannya. Dalam hal ini, guru berperan sebagai fasilitator pembelajaran, bukan menyampaikan pengetahuan.
b)      Progresivisme
Menurut Saud et.al. (2006) prinsip Progresivisme pembelajaran bahasa berisi wawasan tentang penguasaan pengetahuan dan keterampilan tidak bersifat mekanistis tetapi memerlukan daya kreasi. Pemerolehan pengetahuan dan keterampilan melalui kreativitas ini berkembang secara berkesinambungan. Dalam proses belajarnya, siswa sering kali dihadapkan pada masalah yang memerlukan pemecahan secara baru.
c)      Rekonstruksionisme
Saud et.al. (2006) menyatakan bahwa prinsip rekonstruksionisme beranggapan bahwa proses belajar disikapi sebagai kreativitas dalam menata serta menghubungkan pengalaman dan pengetahuan hingga membentuk suatu keutuhan.
2)      Prinsip Pembelajaran Bahasa dari Sudut Pandang Pembelajaran Bahasa.
Ditinjau dari segi pembelajaran bahasa, prinsip pembelajaran terdiri atas tiga domain pembelajaran bahasa yakni kognitif, afektif, dan kompetensi linguistik.
a.       Prinsip Kognitif
Prinsip kognitif pemebelajaran bahasa dapat dikatakan sebagai prinsip pembelajaran bahasa yang menenkankan diri pada domain kognitif dengan fokus utamanya adalah mental dan fungsi intelektual. Prinsip kognitif ini terdiri atas prinsip-prinsip sebagai berikut, yaitu :
Ø  Prinsip pertama : keotomatisan
Secara umum dapat dikatakan bahwa anak akan secara otomatis memperoleh bahasa (kata-kata,imbuhan-imbuhan,kalimat-kalimat, aturan-aturan, dan yang lainnya) dengan hanya memberikan sedikit perhatian terhadap penggunaan bahasa di lingkungan sekitarnya. ( Barry Mc. Laughlin dan Brown : 2001 )
Ø  Prinsip kedua : Pembelajaran bermakna
Pembelajaran bermakna dapat diartikan bahwa proses pembelajaran harus mampu memberikan penyadaran kepada siswa bahwa apa yang dipelajarinya sangat berguna bagi dirinya, baik pada masa sekolah maupun pada masa yang akan datang.
Ø  Prinsip ketiga : penghargaan
Menurut B.F. Skinner pembelajaran akan berlangsung dengan baik apabila benar-benar menyajikan stimulus yang banyak untuk menghasilkan respon sebanyak-banyaknya serta diikuti dengan penguatan tas respon yang telah dihasilkan tersebut.
Ø  Prinsip keempat : motivasi intrinsik
Guna membangkitkan motivasi intrinsik pada siswa seorang guru harus mampu menyusun perencanaan pembelajaran yang berfungsi sebagai pembentuk motivasi intrinsik siswanya.
Ø  Prinsip kelima : investasi strategik
Pembelajaran dilakukan dengan mengoptimalkan guru sebagai pusat proses pembelajaran. Dalam kondisi ini siswa dianggap tidak memegang peranan penting bagi dirinya sendiri dalam mencapai prestasi belajar.
b.      Prinsip Afektif.
Prinsip afektif merupakan prinsip pembelajaran yang menekankan pada aspek emosional. Beberapa prinsip pembelajaran efektif diuraikan sebagai berikut :
a.       Prinsip ke-6 : sikap bahasa
b.      Prinsip ke-7 : kepercayaan diri
c.       Prinsip ke-8 : pengambilan risiko
d.      Prinsip ke-9 : hubungan bahasa dan budaya
3)      Prinsip Ilmu Bahasa
Prinsip pembelajaran bahasa terakhir berhubungan dengan bahasa itu sendiri. Dalam hal ini, prinsip-prinsip berikut akan menghubungkan siswa dengan sistem linguistik yang sangat kompleks sebagai bagian bagi keberhasilannya dalam mempelajari bahasa tujuan.
a.       Prinsip ke- 10 : Pengaruh bahasa ibu
b.      Prinsip ke-11 : Bahasa pengantar
c.       Prinsip ke-12 : kompetensi komunikatif yang terdiri dari beberapa kompetensi pendukung.diantaranya (1) kompetensi gramatikal dan wacana, (2) kompetensi pragmatic dan sosiolinguistik,(3) kompetensi strategi,dan (4) Kompetensi psikomotorik (pelafalan).
B.  Prinsip Pembelajaran Berbicara
      Pelaksanaan pembelajaran berbicara akan mampu berjalan dengan baik jika seorang guru memahami benar prinsip-prinsip pempelajaran berbicara. Selanjutnya, Brown (2001) mengemukakan beberapa prinsip pembelajaran berbicara sebagai berikut :
a)      Gunakan teknik pembelajaran yang mampu menaungi seluruh kebutuhan siswa, baik pada pembelajaran berbicara yang memfokuskan diri pada keakurasian bahasa maupun pembelajaran menyimak berbasis penyampaian pesan secara interaktif,bermakna,dan penuh pemahaman.
b)      Kembangkan motivasi intrinsic pada diri siswa selama pembelajaran berbicara.
c)      Kembangkan penggunaan bahasa otentik dalam konteks yang bermakna bagi siswa sebagai bahan ajar berbicara.
d)     Berilah koreksi dan umpan balik atas kinerja berbicara siswa secara teratur dan berkesinambungan selama pembelajaran berbicara.
e)      Manfaatkan hubunga alamiah antara kemampuan berbicara dengan kemampuan menyimak sebagai sarana pembelajaran berbicara terintegrasi
f)       Berilah setiap siswa peluang untuk berinisiasi dalam kegiatan komunikasi lisan.
g)      Gunakanlah berbagai strategi pengembangan berbicara yang dapat merangsang kemampuan siswa berkembang.
C.     Orientasi Pembelajaran Berbicara
Setiap kegiatan pembelajaran diharapkan dapat mencapai target hasil belajar tertentu. Salah satu target hasil belajar yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran berbicara di sekolah menengah adalah siswa. Keterampilan berbicara harus dikuasai oleh pakarena keterampilan ini secara langsung berkaitan dengan seluruh proses belajar siswa di sekolah. Keberhasilan  belajar siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajar-mengajar di sekolah sangat ditentukan oleh penguasaan kemampuan berbicara mereka. Siswa yang tidak mampu  berbicara dengan baik dan benar akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran untuk semua mata pelajaran.
Pembelajaran berbicara di sekolah menengah dilaksanakan dengan berbagai metode. Setiap metode pembelajaran berbicara mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Metode yang satu akan melengkapi metode yang lain. Guru dapat memilih salah satu atau menggabungkan berbagai metode sesuai dengan kondisi siswa dan tersedianya sarana pendukung lainnya. Selain itu, guru juga boleh menciptakan model baru dalam pelaksanaan pembelajaran berbicara.
Pendekatan pengalaman berbahasa merupakan salah satu metode yang dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan kelancaran dalam berbicara di sekolah menengah, karena dalam pendekatan pengalaman berbahasa, materi  dikembangkan oleh guru bersama-sama dengan muridnya secara tatap muka. Dalam kegiatan pengembangan materi  itu dapat dikembangkan semua keterampilan berbahasa; menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Dengan padukannya  semua keterampilan dalam suatu kegiatan itu guru dituntut untuk lebih kreatif.
Orientasi pembelajaran berbicara dilaksanakan untuk mencapai berbagai tujuan. Secara esensial minimal ada empat tujuan penting dalam pembelajaran berbicara di sekolah, yaitu (1) membentuk kepekaan siswa terhadap sumber ide, (2) membangun kemampuan siswa menghasilkan ide, (3) melatih kemampuan berbicara untuk berbagai tujuan, dan (4) membina kreativitas berbicara siswa. Pembinaan dan pengembangan keterampilan berbicara siswa di sekolah menengah menjadi tanggung jawab guru-guru bahasa Indonesia. Mereka harus dapat menciptakan suasana dan kesempatan belajar berbicara bagi siswa-siswa. Mereka harus sabar dan tekun memotivasi dan melatih siswa berbicara. Karena itu guru bahasa Indonesia harus mengenal, mengetahui, menghayati, dan dapat menerapkan berbagai teknik, teknik atau cara mengajarkan keterampilan berbicara, sehingga pengajaran berbicara menarik, merangsang, bervariasi, dan menimbulkan minat belajar berbicara bagi siswa.











DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. (2012). Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama.

Puisi "Awal yang Baru"

  AWAL YANG BARU Karya Ade Irawan Setiawan   Saat malam mulai datang Suasana sunyi senyap Aku terbujur dalam kekakuan Karena hati ...