1.
IDENTITAS
BUKU
a) Judul : Belenggu
b) Pengarang
: Armijn Pane
c) Penerbit : PT Dian Rakyat
d) Cetakan : Keduapuluh satu, 2008
e) Tebal
Halaman : 150 Halaman
2.
SINOPSIS
NOVEL “BELENGGU” KARYA ARMIJN PANE
Dokter Sukartono menikah dengan seorang perempuan
berparas ayu, pintar, serta lincah. Perempuan itu bernama Sumartini atau
panggilannya Tini. Sebenarnya Dokter Sukartono atau Tono tidak mencintai
Sumartini. Demikian pula sebaliknya. Tini tidak mencintai Dokter Sukartono.
Mereka berdua menikah dengan alasan masing-masing. Dokter Sukartono menikahi
Sumartini karena kecantikan, kecerdasan, serta mendampinginya sebagai seorang
Dokter adalah Sumartini. Sedangkan Sumartini menikahi Dokter Sukartono karena
hendak melupakan masa silamnya. Menurutnya dengan menikahi seorang Dokter, maka
besar kemungkinannya untuk melupakan masa lalunya yang kelam. Jadi, keduanya
tidak saling mencintai.
Karena keduanya tidak saling mencintai, mereka tidak
pernah akur. Mereka tidak saling bicara dan tidak saling bertukar pikiran.
Masalah yang pernah mereka hadapi tidak pernah dipecahkan bersama-sama layaknya
suami istri. Masing-masing memecahkan masalahnya sendiri-sendiri. Itulah
sebabnya keluarga mereka terasa hambar tidak harmonis. Mereka sering salah
paham dan bertengkar. Ketidakharmonisan keluarga mereka semakin menjadi karena
Dokter Sukartono sangat mencintai dan bertanggung jawab penuh terhadap
pekerjaannya. Dia bekerja tanpa kenal waktu. Jam berapa saja ada pasien yang
membutuhkannya, dia dengan sigap membantunya. Akibatnya dia melupakan kehidupan
rumah tangganya, dia sering meninggalkan istrinya sendirian dirumah. Dia
betul-betul sudah tidak mempunyai waktu lagi bagi istrinya, Tini.
Doketr Sukartono sangat dicintai oleh pasiennya. Dia
tidak hanya suka menolong kapanpun pasien membutuhkan pertolongan, tetapi ia
juga tidak menerima bayaran terhadap pasien yang tidak mampu. Itu sebabnya, ia
dikenal sebagai Dokter yang dermawan. Kesibukan Dokter Sukartono yang tak kenal
waktu, semakin memicu percekcokan dalam rumah tangganya. Menurut Sumartini,
Dokter Sukartono sangat egois. Sumartini merasa telah disepelekan dan merasa
bosan karena sering ditinggalkan suaminya karena sibuk menolong
pasien-pasiennya. Dia merasa telah dilupakan dan merasa bahwa derajanya sebagai
seorang perempuan telah diinjak-injak sebagai seorang istri. Karena suaminya
tidak mampu memenuhi hak sebagai seorang istri. Karena suaminya tidak pernah
memenuhi hal tersebut, makanya mereka seringkali bertengkar. Hampir setiap hari
mereka bertengkar, masing-masing tidak mau mengalah dan merasa paling benar.
Suatu hari Dokter Sukartono mendapat panggilan dari
seorang perempuan yang mengaku sedang sakit keras. Wanita itu meminta Dokter
Sukartono untuk dating kehotel tempat ia menginap. Sukartono pun dating kehotel
tersebut. Setibanya dihotel, dia merasa terkejut sebab pasian yang memanggilnya
sebenarnya adalah Yah atau Rohayah, wanita yang dikenalnya sejak kecil. Swaktu
masih bersekolah di Sekolah Rakyat, Yah adalah teman sekelasnya. Pada saat itu
Yah sudah menjadi seorang janda, akibat korban kawin paksa. Karena tidak tahan
hidup dengan suami pilihan orang tuanya, dia melarikan diri ke Jakarta dan dia
terjuan kedunia nista sebagai wanita panggilan. Yah sebenarnya secara diam-diam
sudah lama mencintai Doter Sukartono. Dia sering mengkhayalkan Dokter Sukartono
sebagai suaminya, itulah sebabnya ia mencari alamat Dokter Sukartono. Setelah
menemukannya, dia menghubungi Dokter Sukartono dengan berpure-pura sakit.
Karena sangat merindukan Dokter Sukartono, pada saat
itu juga Yah menggodanya. Pada awalnya Dokter Sukartono tidak tergoda akan
rayuannya, namun karena Yah sering meminta untuk mengobatinya. Lama kelamaan
Dokter Sukartono tergoda akan rayuannya. Yah dapat memberikan banyak kasih
sayang yang sangat dibutuhkan oleh Dokter Sukartono yang selama ini tidak ia
peroleh dari istrinya. Dia mulai merasakan hotel tempat Yah menginap sebagai
rumah keduanya. Lama kelamaan hubungan Yah dengan Tono diketahui oleh
Sumartini. Betapa panas hatinya ketika mengetahui hubungan gelap suaminya
dengan perempuan bernama Yah atau Rohayah, dia ingin melabrak wanita tersebut.
Dan secara diam-diam ia pergi kehotel tempat Yah menginap, ia hendak
memaki-maki wanita tersebut karena telah berani menggoda suaminya. Akan tetapi,
setelah bertatap muka dengan Yah, perasaan dendamnya menjadi luluh. Yang dianggap
sebelumnya sebagai wanita jalang, ternyata merupakan wanita yang lembut dan
ramah. Tini merasa malu kepada Yah. Dia merasa bahwa selama ini dia bersalah
pada suaminya. Dia tidak dapat berlaku seperti Yah yang sangat didambakan oleh
suaminya.
Sepulang pertemuan dengan Yah, ia mulai
berintropeksi diri, dia merasa malu dan bersalah kepada suaminya. Dia merasa
belum pernah memberikan kasih sayang yang tulus kepada suaminya. Dia merasa
telah gagal menjadi seorang istri. Ak`hirnya
ia memutuskan untuk berpisah dengan suaminya. Permintaan tersebut dipenuhi
dengan berat hati oleh suaminya Sukartono. Bagaimanapun, dia tidak mengharapkan
adanya perceraian. Dokter Sukartono meminta maaf pada isrinya dan berjanji
untuk mengubah sikapnya. Namun, keputusan istrinya sudah bulat. Dokter
Sukartono tak mampu menahannya, dan akhirnya mereka bercerai. Betapa sedih hati
Dokter Sukartono, akibat perceraian tersebut. Hatinya bertambah sedih ketika
Yah juga pergi. Yah Cuma meninggalkan sepucuk surat yang mengabarkan bahwa ia
sangat mencintai Dokter Sukartono. Dia meninggalkan tanah air untuk
selama-lamanya dan pergi ke Calidonia. Dokter Sukartono merasa sedih dalam
kesendiriannya. Sumartini telah pergi ke Surabaya, dia mengabdi pada sebuah
panti asuhan yatim piatu, sedangkah Yah pergi ke negeri Calidonia dan meninggalkan
cinta sang Dokter.
3.
Unsur
Intrinsik
a)
Tema
Tema adalah
ide, gagasan, pandangan hidup pengarang yang melatarbelakangi penciptaan karya
sastra.
Tema
yang terdapat dalam Novel “Belenggu Karya Armijn Pane” adalah tentang Kehidupan,
Kritik sosial dan Politik tentang Problematika Cinta Segitiga.
b)
Alur
Alur adalah cerita yang berisi kejadian, tetapi
kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab – akibat, peristiwa yang disebabkan
atau menyebabkan terjadinya peristiwa lain. Alur adalah tulang punggung dari
sebuah cerita karena alur merupakan jalannya cerita.
Alur
dalam novel Belenggu termasuk alur maju.
c)
Latar / setting
Latar
dimaksudkan untuk mengidentifikasi situasi yang tergambar dalam cerita.
Keberadaan elemen latar pada hakikatnya tidaklah hanya sekedar menyatakan di
mana, kapan, dan bagaimana situasi peristiwa berlangsung, melainkan keterkaitan
dengan gambaran tradisi, karakter, perilaku sosial dan pandangan masyarakat
pada waktu cerita ditulis.
1) Latar
Tempat dalam Novel Belenggu : Rumah
Sukartono. Rumah Sakit, Hotel
2) Latar
Waktu dalam Novel Belenggu : Siang
Hari, Malam Hari
d)
Penokohan
Sebagian tokoh – tokoh
karya fiksi adalah tokoh – tokoh rekaan yang dimaksud tokoh cerita adalah
individu rekaan yang mengalami cerita kendati berupa rekan atau hasil imajinasi
pengarang, masalah penokohan tidak bisa dipisahkan dari suatu karya sastra dan
merupakan suatu bagian yang penting dalam membangun sebuah cerita.
Tokoh-tokoh dalam Novel Belenggu :
1. Sukartono : Seorang Dokter yang mempunyai rasa
kemanusiaan tinggi. Dia terkenal sebagai dokter yang baik hati, rendah diri,
dermawan dan suka menolong. Dan dia termasuk seorang Dokter yang sangat
mencintai pekerjaannya,
2. Sukartini : Perempuan yang modern, yang mempunyai masa
lalu yang kelam karena bebas bergaul. Dia merupakan seorang yang pecemburu,
ambisius dan penyabar. Dia juga sering merasa kesepian karena kesibukan suaminya yang
tak kenal waktu dalam mengobati pasien.
3. Rohayah : Perempuan yang harus menjalani kawin paksa.
Dia merupakan wanita penggoda dan pandai merayu. Dia merupakan teman Dokter
Sukartono yang secara diam-diam mencintai Dokter Sukartono.
e)
Amanat
Novel
Belenggu menyimpan banyak makna yang mendalam disetiap konflik yang
dimunculkan. Kritik sosial yang tajam dalam kisah ini, menjadi sebuah pelajaran
bagi para generasi muda dalam menjalani kehidupan yang terhegemoni oleh sebuah
sistem yang menindas. Dan semua itu berlaku terhadap semua orang, baik itu
tua-muda, kaya-miskin, dan juga bagi pria maupun wanita.
No comments:
Post a Comment